Oleh: Abdul Wahab, MHI
A. Pendahuluan
Kita tahu bahwa Nabi Muhammad adalah salah satu dari sekiau banyak tokoh sejarah. Perbedaan beliau dengan tokoh sejarah lain adalah dalam kapasitas beliau sebagai penyampai wahyu. Tokoh-tokoh sejarah selain beliau, sebagai msnusia, hanya mampu menghasilkan ajaran-ajaran yang kebenarannya temporal, terbatas ruang dan waktu. Nabi Muhammad berbeda dari mereka semua karena ajaran beliau sebagai rasul terakhir haruslah berlaku abadi sampai hari akhir.
Suatu fakta sejarah yang tidak mungkin dipungkiri adalah bahwa selain sebagai rasul, Nabi Muhammad juga seorang manusia. Artinya, Nabi Muhammad mempunyai sisi manusiawi seperti manusia lainnya. Beliau bisa saja melakukan salah dan mempunyai keterbatasan keterbatasan yang dimiliki manusia lainnya. Sisi manusiawi ini dicoba untuk diungkap dalam makalah ini guna mendudukkan posisi beliau dalam tempat semestinya, tentunya tanpa mengurangi respect terhadap kemuliaan dan keutamaan beliau sebagai rasul terbaik atau mereduksi rasa cinta kita kepada pribadi beliau.
Pengetahuan tentang sisi manusiawi nabi dapat memberi pemahaman yam lebih utuh tentang hadith-hadith beliau. Dengannya, kita tahu sejauh mana ruang lingkup sabda beliau, apakah berlaku umum lintas sejarah, ataukah hanya berlaku khusus di masa beliau saja. Tanpa tahu mana hadith yang keluar dari kapaitas beliau sebagai rasul dan kapasitas beliau sebagai manusia, kita dapat terjerumus dalam kesimpulan yang keliru, kaku dan sempit karena kita tidak mampu membedakan mana dimensi ilahiyah dan mana dimensi historis. Baca pos ini lebih lanjut